-->
-->

Lima sosok tunanetra ini sadar mempunyai kekurangan. Namun keadaan itu tak membuat mereka berhenti berjuang, berbagi, dan mendidik sesama.

Penglihatan memang tidak dipunyai Marilyn Lievani, Lindawati Agustin Kwa, Ricky Darmawan, Eti Saragih, dan Sri Melati. Tapi semangat kelima penyandang tunanetra ini untuk "menerangi jalan" para penyandang disabilitas ganda sungguh membuat takjub.

Kelimanya merupakan pengelola sekaligus pengajar di Yayasan Pendidikan Dwituna Harapan Baru. Sekolah kecil ini berada di rumah sederhana bercat biru muda di Jalan KL Yos Sudarso No 84C, Lingkungan XI, Glugur Kota, Medan Barat, Medan, Sumatera Utara.

Bangunan sekolah itu berada di antara deretan rumah petak bertingkat di dalam lorong. Ada papan nama putih berbingkai bertuliskan nama yayasan lengkap dengan nomor administrasi dan alamat, tepat di atas pintu rumah, yang menunjukkan tempat itu lembaga pendidikan. Kotak rak sepatu yang ditempatkan di luar juga menunjukkan banyak yang datang ke sana.

Sekolah ini khusus mendidik anak dengan Multiple Disability with Visual Impairment (MDVI), yakni mereka yang memiliki hambatan penglihatan disertai hambatan lain, baik pendengaran, intelektual, fisik, emosi, dan sebagainya. Singkat kata, para siswanya memiliki disabilitas ganda.

"Jadi di sekolah biasa atau di SLB dia tidak diterima tapi di Harapan Baru kita mencoba memberikan pendidikan yang layak bagi mereka," ujar Marilyn.

PT RJH Group adalah perusahaan makanan yang berlokasi di Sanur, Bali. PT. RJH memproduksi roti, gelato, pasta, sosis, dan produk makanan lainnya. Perusahaan ini adalah perusahaan inklusif yang banyak mempekerjakan penyandang disabilitas.

Salah satu karyawan Tuli mereka, Ni Nyoman Miniasih, dipromosikan sebagai Kepala Baker karena hasil kerjanya yang luar biasa pada bagian produksi roti. Dia juga bisa memberikan arahan kepada rekan kerjanya tentang cara memproses produksi roti.

Selain itu perusahaan juga mempekerjakan Candra, pengguna kruk yang bekerja sebagai staf akuntansi dan Wayan yang bekerja untuk produksi pasta. PT. RJH Group selalu menekankan pentingnya kemampuan karyawan untuk mencapai tugas mereka

dan setiap karyawan memiliki kesempatan yang sama untuk perkembangan karirnya.

The Conrad Bali, sebuah hotel mewah di bawah Hilton Group yang berlokasi di Nusa Dua, menciptakan lingkungan kerja yang inklusif melalui program CSR mempekerjakan karyawan dengan disabilitas. DNetwork mewawancarai Asisten Manajer Sumber Daya Manusia Conrad Bali, Bapak Surya, yang menjelaskan bahwa perusahaan menghargai keragaman tenaga kerja. Beberapa upaya yang dilakukan diantaranya meningkatkan partisipasi perempuan, mempekerjakan tenaga kerja dari berbagai latarbelakang budaya, dan mempekerjakan penyandang disabilitas. Hal ini telah memperkuat keunggulan kompetitif The Conrad Bali karena ide dan strategi yang tak terduga sering muncul akibat adanya keragaman budaya di lingkungan kerja.

Melalui kolaborasi dengan DNetwork, The Conrad Bali saat ini mempekerjakan dua karyawan Tuli: Ayu Lasmi dan Komang Sumedana. Ayu ditugaskan di area kantin karyawan. Dia menunjukkan antusiasme yang tinggi di tempat kerja dan selalu berpenampilan rapi. Rekan kerjanya tidak merasa sulit untuk berkomunikasi dengannya karena pribadinya yang mudah bergaul dan selalu aktif.

Sumedana bekerja di Departemen House Keeping dan kemudian dipromosikan ke Departemen Laundry. Awal mula bekerja, Sumedana sempat tidak percaya diri dengan kemampuannya. Namun supervisornya terus mendukungnya dan setelah 3 bulan dia mampu menunjukkan kemajuan dalam bekerja. Hal ini juga meningkatkan kepercayaan dirinya secara signifikan.

 

KARSA SPA - Para staf khawatir ketika pertama kali mendengar bahwa Karsa Spa - spa produk herbal dengan pemandangan indah berlokasi di Ubud, Bali - akan mempekerjakan tidak hanya satu, tetapi dua Therapis Tuli. “Bagaimana caranya kita berkomunikasi dengan mereka?” adalah pertanyaan yang sering ditanyakan oleh para staf. Namun, kekhawatiran itu segera berubah menjadi sambutan hangat setelah mereka berkenalan dan bekerja dengan Nadi dan Ayu.

Karsa Spa memiliki cara unik untuk membantu pelanggan berkomunikasi dengan Therapist Tuli. Mereka memberikan panduan dimana pelanggan dapat menunjuk instruksi yang diminta pada Therapis melalui selembar Lembar Panduan. Ibu Putu, manajer Karsa Spa, menjelaskan bahwa kedua terapis Tuli mereka belajar dengan cepat dan mereka menyelesaikan pelatihan mereka dalam waktu 2 minggu, yang termasuk cepat. Keduanya unggul dalam pekerjaan mereka dan bahkan melampaui ekspektasi. Mereka juga sering menerima komentar yang luar biasa dari pelanggan.