Pada tanggal 10 April 2020 lalu DNetwork telah mengadakan kelas WhatsApp Entrepreneurship pertanya bersama Kak Tristia Riskawati dari Temali. Mau tahu bahasannya apa saja? Simak tulisan di bawah ini, ya!

 

Hai. Halo teman2! Perkenalkan, nama saya Tristia Riskawati. Biasa dipanggil Tristi. Founder dari Temali, sebuah usaha rintisan yang bergerak di bidang tes minat bakat. Singkatnya seperti itu :D

Sebelumnya, saya berterimakasih pada DNetwork yang udah ajak saya buat sharing-sharing di forum WhatsApp ini😁 Asyik banget bisa komunikasi sama teman2 difabel yang rupanya aktivitasnya udah keren2 yaa

 

Temukan keunikan diri, mulai usaha mandiri.

Karena dengan mengenal keunikan diri, kita akan tahu skill kita bagusnya dimana. Kemudian skill yang kurang apa saja, sehingga bisa menemukan rekan bisnis yang tepat untuk melengkapi kekurangan kita :)

Saya yakin, kalau manusia itu diciptakan sempurna! Sempurna dengan ketidaksempurnaannya! Barangkali, pandangan orang2 yang sempurna berbeda2 satu sama lain. Semisal punya harta sekian, punya pendidikan sampai S2, atau memiliki panca indra yang berfungsi.

Tapi, masing2 dari kita dianugerahi oleh Yang Maha Kuasa keadaan yang berbeda. Barangkali kita pada awalnya menganggap kekurangan2 kita adalah sesuatu yang membuat kita tak sempurna. Tetapi di balik itu, yakinlah bahwa ada kelebihan2 yang orang lain belum tentu punyai.

Kemarin saya sempat berbincang via chat juga dengan DNetwork , tentang bagaimana masing2 jenis disabilitas, biasanya memiliki kelebihan2 tersendiri sesuai jenisnya... ✨✨

 

 

Seperti teman2 netra, biasanya lebih sensitif pendengaran dan indra perabanya dari orang yang tidak Netra. Teman2 Tuli biasanya dikenal fokus bekerja dan tidak mudah terdistraksi. Dan teman-teman disabilitas intelektual rupanya dikenal jago mengerjakan pekerjaan berulang, dan dikenal perfeksionis dibanding yang lainnya...

Naah, mungkin di antara kita suka bingung, bagaimana sih menemukan potensi diri? Menurut yang saya pelajari, sederhananya ada tiga langkah.

Pertama, lihat pola kehidupan, dari kita kecil hingga sekarang. Kira2 apa hal2 berulang yang kita sering alami..

Kedua, kenali kelebihan dan kekurangan diri

Ketiga, sering2 berkomunikasi kepada Sang Pencipta agar ditunjukkan jalan...

Untuk menemukan pola kehidupan, coba teman2 cari, apa yang paling bikin teman-teman gelisah di dunia ini? Permasalahan sehari-hari atau permasalahan besar apa yang harusnya nggak terjadi di dunia ini? Seperti, teman-teman Netra kesulitan untuk mandi, maka permasalahan itu bisa jadi ide bisnis untuk membuat peralatan mandi yang ramah bagi teman-teman Netra Atau teman-teman Tuli ingin belajar mambaca huruf-huruf di kitab Alquran dengan tepat, barangkali bisa buat gerakan membuat modul panduan visual membaca huruf-huruf Alquran.. 

Selanjutnya, saya mau memaparkan awal mula mengapa saya tertarik merintis bisnis saya, yakni Temali. Saya kesal dengan media-media yang pada saat itu cuman caru sensasi dan bikin orang2 panas. Terlebih pada saat PilpresπŸ˜…

Saya tidak suka lihat orang-orang yang jadinya fokus pada perbedaan. Sehingga lupa dengan kesamaan yang bisa disinergikan.

 

Akhirnya, saya berkeinginan untuk bikin gerakan yang menggungah orang untuk saling bersinergi dan berkolaborasi. Supaya gerakan ini tetap bertahan, maka dijadikanlah bisnis. Namanya Temali.

Fokus Temali sekarang adalah membantu orang2 untuk mengenali minat dan bakatnya. Dengan harapan mereka akan lebih mudah berkolaborasi jika saling mengenal minat bakat mereka..😁

 

 

Mengapa sih penting mengenali kelebihan dan kekurangan diri? Karena ketika seseorang fokus mengasah bakat kuatnya, kinerjanya bisa naik hingga 800 persen lebih. Daripada susah-susah fokus mengasah bakat-bakat lemahnya, di sini teman-teman difabel diberi kemudahan dari Sang Pencipta untuk tidak fokus pada kelemahan teman-teman, tapi langsung disuruh fokus pada kelebihan yang tersimpan di dalam diri masing-masing.

Fokus kembangkan bakat kuatmu, dan siasati kelemahanmu supaya minimal nggak ngerugiin diri sendiri dan orang lain :)

 

Naah, ini menurut saya aspek penting dalam menunjang kehidupan. Apapun rencana kita, apapun kebingungan kita, coba komunikasikan kepada Yang Maha Kuasa untuk diberikan petunjuk... Baik itu dalam hal berbisnis maupun hal-hal lainnya...

Baik teman temaan2, sekian pemaparan dari saya. Terimakasih kepada teman2 yang sudah menyimak dari awal hingga akhir!

 

 

Ableism di kantor itu sering banget hadir dalam bentuk yang halus, sehalus sutra, tapi nusuknya kayak paku. Bukan selalu komentar jahat atau diskriminasi terang-terangan. Kadang, bentuknya cuma kalimat kecil yang dilontarkan sambil lalu, tatapan yang terlalu lama, atau nada bicara yang penuh asumsi. Dan meski kecil, dampaknya bisa besar banget.

Di banyak perusahaan, masih ada budaya diam soal disabilitas. Orang berpikir mereka sudah “baik” karena tidak mem-bully siapa pun. Padahal, ableism bukan soal siapa yang jahat tapi soal sistem dan kebiasaan yang membuat penyandang disabilitas harus kerja dua kali lebih keras untuk mendapatkan perlakuan yang sama.

Misalnya, komentar seperti “Kamu yakin bisa pegang project besar?” atau “Nanti kalau kamu kecapean gimana?” yang terdengar seperti perhatian, tapi sebenarnya mempertanyakan kemampuan seseorang. Atau saat karyawan disabilitas dianggap “inspiratif” hanya karena melakukan pekerjaan yang sama dengan semua orang. Itu bukan pujian, itu merendahkan secara halus.

Dan yang sering dilupakan: nggak semua disabilitas itu kelihatan. Banyak orang di kantor yang punya kondisi yang tidak mereka ceritakan ke siapa pun, mulai dari autism, ADHD, dyslexia, gangguan pendengaran ringan, sampai chronic pain dan kondisi mental. Jadi ketika perusahaan merasa “kayaknya kita nggak punya karyawan disabilitas”, biasanya itu bukan karena mereka nggak ada. Tapi karena mereka nggak merasa aman untuk terbuka.

Ableism juga bisa muncul dari sistem kerja yang nggak mikirin aksesibilitas. Ruang meeting tanpa caption, kantor yang cuma bisa diakses lewat tangga, alat kerja yang nggak ramah screen reader, atau job posting yang pakai bahasa kriteria fisik yang sebenarnya nggak relevan. Semua itu bikin orang disabilitas bener-bener merasa, “Tempat ini bukan untuk gue.”

Dan efeknya? Nggak kecil. Microaggression yang diulang setiap hari bikin orang capek, mikir berkali-kali kalau mau speak up, merasa keberadaannya merepotkan orang lain, atau bahkan mempertimbangkan resign. Perusahaan akhirnya kehilangan talent bagus bukan karena mereka nggak kompeten, tapi karena lingkungan kerjanya gagal jadi tempat yang aman.

Kalau benar-benar ingin jadi kantor yang inklusif, langkah pertamanya sederhana: berhenti sok tahu. Daripada nebak-nebak apa yang orang butuhkan, lebih baik tanya. Dengarkan tanpa defensif. Terima bahwa kebutuhan orang berbeda, dan itu bukan masalah. Tunjukkan kepedulian lewat aksi sehari-hari, bukan cuma lewat perayaan Hari Disabilitas Internasional.

Inklusi disabilitas juga bukan pekerjaan yang hanya ditanggung HR. Ini budaya. Cara tim bekerja. Cara atasan bersikap. Cara perusahaan membangun ruang untuk semua orang. Ketika pemimpin membiarkan komentar ableist lolos begitu saja, pesan yang sampai ke tim adalah: “It’s fine.” Tapi ketika pemimpin berani bilang, “Eh, itu nggak oke,” budaya mulai berubah.

Pada akhirnya, inklusi bukan acara tahunan, bukan kampanye branding, dan bukan tugas PR. Inklusi adalah pilihan yang kita buat setiap hari—cara kita ngomong, cara kita mendengarkan, dan cara kita menghargai orang tanpa pakai kacamata asumsi.

Dan kalau perusahaan ingin tetap relevan, kompetitif, dan manusiawi, ada satu kalimat yang harusnya sudah jadi standar:
Ableism? Di sini udah nggak main kayak gitu.

Hai Sobat DNetwork! πŸ‘‹

 

Pernahkah terlintas pemikiran seperti ini?

“Kita mulai dulu dari mempekerjakan disabilitas yang kebutuhannya sederhana, setelahnya baru mencoba yang lain.

 

Mungkin pendapat seperti ini bisa saja terlintas Ketika kita belum memahami kemampuan Penyandang Disabilitas. Banyak perusahaan yang sebenarnya sudah memiliki niat baik untuk membuka peluang kerja bagi penyandang Disabilitas, tetapi masih mencari cara memulai yang terasa aman dan sesuai dengan kesiapan fasilitas.

 

Biasanya karena belum terbayang, kadang terlintas ide untuk memulai dari posisi yang sudah memiliki dukungan aksesibilitas dasar atau yang dapat diakomodasi dengan cepat.

itu langkah yang mungkin bisa dilakukan, Namun, penting diingat bahwa inklusi tidak berhenti di sana saja.

Dunia kerja yang benar-benar inklusif adalah ketika perusahaan membuka peluang bagi semua penyandang disabilitas, dengan Istilah seperti “disabilitas ringan”, “sedang”, atau “berat” sebenarnya tidak menggambarkan kemampuan seseorang, melainkan perbedaan dalam kebutuhan aksesibilitas.

Artinya, setiap individu memiliki kekuatan dan potensi masing-masing—yang mungkin hanya membutuhkan cara atau alat bantu berbeda untuk bisa bekerja maksimal.

 

Contohnya, ada yang bekerja lebih nyaman dengan bantuan teknologi seperti pembaca layar, ada yang memerlukan ruang kerja yang dapat diakses dengan kursi roda, atau dukungan komunikasi visual.

Dengan penyesuaian yang tepat, semua penyandang disabilitas bisa berkontribusi secara optimal sesuai bidang dan keahliannya.

Yang membedakan hanyalah bagaimana perusahaan menyiapkan dukungan dan lingkungan yang memungkinkan semua orang bekerja dengan nyaman dan setara.

 

Mengapa Keberagaman Disabilitas Menguntungkan Perusahaan?

 

Memiliki karyawan disabilitas dengan beragam kebutuhan akses bukan hanya langkah, tapi juga strategi bisnis yang cerdas.

Berikut beberapa manfaat nyata yang bisa dirasakan perusahaan:

 

  1. Menumbuhkan Empati dan Kolaborasi yang Lebih Kuat

 

Ketika tim bekerja bersama rekan dengan kebutuhan akses yang beragam, Tim akan belajar tentang arti kerja sama, saling menghargai, dan memahami perbedaan. Bayangkan jika Penyandang Disabilitas dengan beragam alat bantu saling berkolaborasi dalam menyelesaikan suatu projek di Perusahaan.

Budaya ini menumbuhkan empati, memperkuat solidaritas, dan membuat suasana kerja menjadi inklusi.

 

  1. Memicu Inovasi dan Solusi Kreatif

 

Kebutuhan aksesibilitas sering mendorong perusahaan untuk berinovasi agar tercipta lingkungan kerja yang inklusi. Karena ketika kita mengetahui apa yang dibutuhkan pekerja Penyandang Disabilitas misalnya Mulai dari penggunaan perangkat lunak pembaca layar, desain ruang kerja yang bisa diakses dengan baik, cara komunikasi yang inklusi, hingga sistem kerja jarak jauh, semua itu dapat menciptakan inovasi baru yang manfaatnya justru dirasakan oleh seluruh karyawan, bukan hanya penyandang disabilitas.

 

  1. Meningkatkan Citra dan Daya Tarik Perusahaan

 

Perusahaan yang berkomitmen membuka peluang bagi beragam penyandang disabilitas menunjukkan nilai keadilan, keberagaman, dan kemanusiaan.

Hal ini memperkuat citra positif di mata publik, pelanggan, serta calon talenta muda yang kini semakin memilih tempat kerja dengan nilai sosial yang kuat.

 

  1. Membangun Tim yang Adaptif dan Tangguh

 

Tim yang terbiasa dengan keberagaman cara bekerja dan kebutuhan akses akan lebih terbuka terhadap perubahan.

Mereka belajar untuk cepat beradaptasi, mendengarkan satu sama lain, dan mencari solusi bersama.

Hasilnya, perusahaan menjadi lebih tangguh menghadapi tantangan bisnis yang dinamis.

 

  1. Menjadi Contoh Nyata Dunia Kerja Inklusif

 

Dengan membuka kesempatan bagi beragam penyandang disabilitas, perusahaan turut berperan sebagai percontohan perusahaan yang inklusi dan mempunyai sistem kerja yang unik.

Langkah ini mendorong organisasi lain untuk ikut membangun ekosistem kerja yang inklusif.



Bagaimana Cara Memulainya?

 

1️⃣ Fokus pada Kompetensi dan Dukungan, Bukan Jenis Disabilitas.

Jangan Alih-alih memikirkan siapa yang “lebih mudah” atau “lebih sulit,” fokuslah pada apa yang bisa mendukung setiap individu bekerja dengan optimal.

Tanyakan: “Dukungan apa yang dibutuhkan agar mereka bisa menunjukkan potensi terbaiknya?”

 

2️⃣ Bangun Budaya Belajar di Tempat Kerja.

Inklusi tidak menuntut kesempurnaan di awal.

Yang terpenting adalah kemauan untuk belajar, berdialog, dan memperbaiki sistem berdasarkan pengalaman nyata di lapangan.

 

3️⃣ Libatkan Komunitas dan Ahli Aksesibilitas.

Organisasi seperti DNetwork dapat membantu perusahaan memahami kebutuhan dan potensi calon karyawan disabilitas, serta memberi panduan agar langkah inklusi berjalan tepat dan berkelanjutan. Jadi bisa mengadakan kerjasama agar bisa 

Mewujudkan inklusi di Perusahaan.

4️⃣ Buka Kesempatan bagi Beragam Jenis Disabilitas.

Jika perusahaan sudah memiliki karyawan dengan satu jenis kebutuhan akses, cobalah memperluas kesempatan berikutnya bagi jenis kebutuhan lainnya.

Semakin beragam pengalaman yang hadir di tempat kerja, semakin kaya nilai inklusi yang tumbuh di dalamnya.

 

Ketika perusahaan membuka ruang bagi keberagaman kebutuhan akses, bukan hanya penyandang disabilitas yang mendapatkan manfaat—seluruh organisasi pun akan bertumbuh menjadi lebih inovatif, empatik, dan siap menghadapi masa depan.

Inklusi bukan tentang siapa yang paling mudah diakomodasi, melainkan tentang bagaimana setiap orang dapat bekerja dengan martabat, dukungan, dan kesempatan yang setara. 🌈

 

Ingin Perusahaanmu lebih Inklusi? Yuk bergabung bersama DNetwork.

Hai Sobat DNetwork! πŸ‘‹βœ¨

Pernah dengar pepatah “kebaikan selalu kembali berlipat”? Nah, kemungkinan juga hal itu berlaku di dunia kerja, lho!
Khususnya kalau kita bicara soal mempekerjakan penyandang disabilitas.

Mungkin ada perusahaan yang belum paham dan masih mengira ini cuma soal tanggung jawab sosial. Padahal, sebenarnya mempekerjakan Penyandang Disabilitas adalah investasi jangka panjang yang bisa membawa banyak keuntungan bukan hanya untuk perusahaan, tapi juga untuk masyarakat luas. Yuk, kita bahas satu per satu! πŸ’¬

 

πŸ’‘ 1. Tim yang Beragam, Solusi yang Lebih Kreatif

Ketika tim diisi oleh orang dengan latar belakang dan kemampuan yang beragam, termasuk rekan dengan disabilitas, muncullah cara pandang baru yang segar.
Tim akan sering punya strategi unik dalam menyelesaikan masalah, dan itu bisa jadi kunci munculnya inovasi produk dan layanan yang sebelumnya tidak terpikirkan.

 

🀝 2. Layanan Jadi Lebih Inklusif dan Relevan

Dengan mempekerjakan penyandang disabilitas, otomatis perusahaan akan ikut mempelajari dan memahami kebutuhan setiap orang yang beragam.
Hasilnya, bukan cuma lingkungan kerja yang inklusif, tapi juga produk dan layanan perusahaan jadi lebih ramah bagi semua pengguna, baik pelanggan, mitra, maupun masyarakat luas.

 

🌟 3. Reputasi Perusahaan Semakin Naik Kelas

Perusahaan yang membuka kesempatan bagi penyandang disabilitas akan dikenal sebagai organisasi yang beretika dan peduli terhadap kesetaraan.
Ini bukan cuma soal citra baik, tapi juga tentang membangun budaya yang positif dan manusiawi di lingkungan kerja.

 

πŸ’¬ 4. Brand Image yang Kuat di Mata Publik

Perusahaan inklusif punya nilai tambah di mata publik, pemerintah, hingga calon konsumen.
Mereka akan melihat bahwa perusahaanmu punya komitmen nyata terhadap keberagaman dan keadilan sosial, sesuatu yang kini sangat dihargai di dunia bisnis modern.



πŸ† 5. Peluang Raih Penghargaan dan Sertifikasi

Tahukah kamu? Berdasarkan UU No. 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas, pemerintah wajib memberikan penghargaan kepada perusahaan yang menerapkan prinsip inklusi.
Jadi, membuka ruang kerja bagi disabilitas juga berarti membuka peluang untuk penghargaan CSR, sertifikasi inklusi, dan pengakuan resmi dari pemerintah bila kedepannya ada regulasi kewajiban memberikan CSR.

 

πŸš€ 6. Inovasi Produk dan Jasa yang Lebih Aksesibel

Karyawan dengan disabilitas sering punya perspektif berbeda yang bisa membantu perusahaan melihat celah pasar baru.
Dari situ, bisa muncul ide untuk menciptakan produk dan layanan yang lebih aksesibel, ramah, dan menjangkau lebih banyak orang.

 

🌈 7. Jadi Perusahaan Percontohan dan Dilirik Banyak Pihak

Langkah kecil menuju inklusi bisa bikin perusahaanmu jadi sorotan positif.
Perusahaan lain, lembaga pemerintah, bahkan investor akan lebih tertarik menjalin kerja sama karena melihat perusahaan sebagai percontohan inklusi yang inspiratif.

 

❀️ 8. Jiwa Inklusi yang Menular ke Kehidupan Sehari-hari

Budaya inklusi yang tumbuh di tempat kerja akan terbawa juga ke kehidupan di luar kantor.
Karyawan jadi lebih terbuka, empatik, dan menghargai perbedaan. hal sederhana yang bisa bikin dunia jadi tempat yang lebih baik. 🌍

Jadi, Sobat DNetwork, mempekerjakan penyandang disabilitas bukan cuma langkah sosial, tapi langkah strategis untuk masa depan.
Perusahaan yang inklusif bukan hanya sukses secara bisnis, tapi juga tumbuh bersama nilai kemanusiaan. πŸ’ͺ

Sudah siap jadi bagian dari perubahan ini? Yuk bergabung bersama DNetwork agar Perusahanmu lebih inklusi.
#KerjaInklusif #InvestasiMasaDepan #DNetwork #DisabilitasBisa